Dalam rangka pengabdian masyarakat, Direktorat Riset & Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia melalui FKM UI menggelar pelatihan pencegahan penyakit Zoonotik yang ditujukan bagi para peternak, penjual dan pemotong hewan di Kecamatan Bojongsari. Pelatihan yang digelar selama empat hari tersebut diikuti oleh puluhan perwakilan peternah yang tersebar di wilayah Kecamatan Bojongsari. Selain memberikan pelatihan pencegahan terhadap penyakit Zoonotik (penyakit yang penyebarannya melalui hewan) kegiatan tersebut sekaligus sebagai upaya menyambut hari raya idul adha (qurban). Karena dalam pelatihan tersebut juga diajarkan mengenai cara mengenali hewan qurban yang sehat dan tata cara pemotongan hewan yang baik dan benar.
Staf Pengajar Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UI, Dr. dra. Evi Martha, Mkes mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat tersebut merupakan bagian dari kontribusi FKM UI dalam memberikan pencerdasan kepada masyarakat.
“Program ini merupakan keberlanjutan dan perluasan dari program sebelumnya yang telah dilaksanakan di Kecamatan Sawangan pada tahun 2014. Pelaksanaan program ini akan sangat strategis dan bermanfaat, karena bertepatan dengan persiapan menyambut hari Raya qurban,” ujarnya.
Menurutnya, di Indonesia, penyakit zoonotik banyak ditemukan khususnya antraks. Berdasarkan laporan Sub Direktorat Zoonosis, Direktorat Pengendalian Penyakit yang bersumber dari Binatang, Depkes Indonesia tahun 2008 menyebutkan bahwa selama periode tahun 2002 hingga 2007 kasus penyakit antraks pada manusia di Indonesia mencapai 348 orang dengan angka CFR (Case Fatality Rate) sebesar 7,2%. Salah satu provinsi yang merupakan daerah endemis antraks yaitu Provinsi Jawa Barat. Daerah antraks di Jawa Barat adalah Kabupaten Bogor, Bekasi, Purwakarta, Subang, Karawang, Kota Bogor, Depok dan Bekasi. (Puslitbangnak, 2011).
Sementara, berdasarkan hasil observasi tahun 2014 ditemukan masih banyak petugas tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) ketika proses penyembelihan. Selain itu, pengelolaan limbah pemotongan (darah) serta kebersihan diri (cuci tangan pakai sabun) juga masih jauh dari baik.
“Umumnya masih banyak yang kurang mendapatkan informasi terkait tata cara pemotongan dan penanganan hewan qurban mulai dari pengelolaan daging dan limbahnya. Untuk itu, kami sosialisasikan melalui pelatihan ini,” tukasnya.
Ia menjelaskan, para peserta dalam pelatihan adalah peternak, penjual, pemotong hewan kurban, dan kader di Kecamatan Bojongsari, sebanyak 48 orang yang mewakili beberapa kelurahan. Setelah dilatih, lanjutnya, masing-masing peserta diharapkan untuk menyebarluaskan hasil pelatihannya sekurang kurangnya ke 2 orang, sehingga kelak sekurang-kurangnya 96 orang akan terpapar dengan baik tentang materi yang disampaikan.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi salahsatu agenda rutin setiap tahun yang merupakan kerjasama FKM UI, IPB, Dinas Peternakan dan Perikanan dan Dinas Kesehatan Kota Depok. Sehingga ke depan, pemahaman masyarakat terhadap tata cara penyembelihan dan penanganan hewan qurban dapat lebih baik,” tandasnya.